Hingga
saat ini, gunung berapi masih merupakan misteri bagi manusia. Ilmu yang telah
dicapai manusia tentang gunung berapi sangat sedikit sekali. Itupun hanya
bagian luarnya saja.
Namun demikian, sebagai penduduk dari sebuah negeri yang dua pulau terbesarnya didominasi oleh deretan pegunungan berapi, tidak ada salahnya kalau kita mempelajari tentang gunung berapi ini. Bagaimana proses terbentuknya, mengapa ada gunung berapi yang aktif dan non aktif, mengapa ada letusan gunung berapi yang kecil dan ada yang besar, mengapa tanah di wilayah sekitar gunung berapi relatif subur, dan sebagainya.
Namun demikian, sebagai penduduk dari sebuah negeri yang dua pulau terbesarnya didominasi oleh deretan pegunungan berapi, tidak ada salahnya kalau kita mempelajari tentang gunung berapi ini. Bagaimana proses terbentuknya, mengapa ada gunung berapi yang aktif dan non aktif, mengapa ada letusan gunung berapi yang kecil dan ada yang besar, mengapa tanah di wilayah sekitar gunung berapi relatif subur, dan sebagainya.
Pembentukan Gunung
Berapi
Menurut
hasil analisa para ilmuwan, gunung berapi terbentuk karena adanya
desakan-desakan dari dalam perut bumi. Adapun penyebab dari desakan itu
sendiri, hingga kini para ilmuwan belum dapat memahaminya.
Material Gunung
Berapi
Saat
meletus, gunung berapi mengeluarkan material-material yang terdiri dari lava, tepra,
dan gas. Jenis dan jumlah material yang dikeluarkan saat letusan, bergantung
pada komposisi magma yang ada dalam gunung berapi tersebut.
Lava
Batuan
pijar meleleh yang terdapat di dalam perut bumi disebut dengan magma. Magma
yang keluar dari gunung berapi saat terjadi letusan, disebut dengan lava. Bila
magma bersifat cair (fluid), maka lava yang dihasilkannya akan mengalir
dengan cepat di permukaan lereng gunung. Sambil mengalir, lava ini mendingin,
dan akhirnya menjadi batuan beku dan membentuk kubah lava baru.
Tepra
Disebut
juga dengan material piroklastik (pyroclastic material). Gunung berapi
yang memiliki kandungan magma yang kental (sticky), bila terjadi letusan
yang eksplosif, akan menghasilkan aliran piroklastik (pyroclastic flow),
atau di Indonesia biasa dikenal dengan istilah wedus gembel. Wedus gembel
merupakan awan panas yang tersusun dari batu, debu, bara, dan gas, mengalir
menuruni lereng gunung dengan kecepatan yang sangat tinggi, mencapai 300
km/jam. Ini kira-kira 2 kali kecepatan maksimal mobil sedan di jalan Tol! Semua
benda yang dilaluinya akan hangus terbakar dan hancur.
Gas
Gas dihasilkan pada letusan gunung berapi baik yang
eksplosif maupun non eksplosif, biasanya dalam bentuk uap. Pelepasan gas yang
tiba-tiba dengan tekanan yang sangat tinggi inilah yang menyebabkan terjadinya
letusan. Gas yang banyak terkandung dalam gunung berapi antara lain adalah uap
air (H2O), karbon dioksida (CO2), dan sulfur dioksida (SO2); sedangkan gas
lainnya dalam jumlah kecil adalah Klorin (CL) dan Fluorin (F)
Jenis-jenis Gunung Berapi (Volcano Types)
Berdasarkan prosespembentukannya, gunung berapi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Gunung-api Rekahan (Fissure
Volcano)
Gunung-api
rekahan merupakan sebuah retakan panjang pada permukaan bumi dimana aliran
magma keluar melalui retakan tersebut. Akibat retakan ini timbullah lapisan
basal yang sangat tebal dan luasnya dapat mencapai ribuan kilometer persegi.
Contoh gunung-api yang cukup besar yang terbentuk dari proses ini adalah Plato Kolumbia di bagian barat-laut Amerika Serikat; dan Plato Deccan di India.
Contoh gunung-api yang cukup besar yang terbentuk dari proses ini adalah Plato Kolumbia di bagian barat-laut Amerika Serikat; dan Plato Deccan di India.
Gunung-api Perisai (Shield
Volcano)
Gunung-api
perisai bukan terbetuk dari letusan, melainkan lebih karena adanya aliran lava
basal cair yang kemudian membeku. Karena lava basal bersifat tipis dan basah,
aliran lava ini secara bertahap membentuk gundukan yang sangat landai, seperti
perisai dengan landasan yang melebar luas. Gunung-api perisai ini ada yang
besar, ada pula yang kecil, dan yang terbesarnya berkali-kali lebih besar dari
gunung-api campuran yang paling besar. Gunung-api Mauna Loa dan Mauna Kea
adalah contoh gunung-api terbesar yang terbentuk dari proses ini.
Gunung-api Kubah (Dome
Volcano)
Kadang
juga disebut kubah-sumbat (plug dome), terbuat dari lava kental
mengandung asam yang keluar saat terjadi letusan. Lava ini mengisi lubang kawah
di bagian puncak gunung. Lava yang mengeras pada kawah ini dapat menutup lubang
pada dinding gunung, dan ini dapat mengakibatkan terjadinya ledakan. Gunung-api
kubah umumnya memiliki sisi yang curam dan bentuk yang cembung. Contoh
gunung-api kubah ini diantaranya adalah Puncak Lassen di Sierra Nevada, dan Gunung
Pelée di Martinique.
Kerucut Bara (Cinder
Cone)
Merupakan
gunung-api yang dibentuk terutama oleh bara basal dan abu vulkanik dari
reruntuhan material piroklastik, atau dari material yang dikeluarkan pada saat
terjadi letusan eksplosif. Karena dibentuk oleh serpihan material dan bukan
dari lava, gunung ini mudah mengalami erosi, dan ukurannya pun relatif lebih
kecil daripada gunung-api campuran. Gunung-api ini juga cenderung tidak
bertahan lama, dibandingkan dengan gunung-api campuran yang terus bertambah
lapisannya setiap kali terjadi letusan dari satu lubang.
Gunung-api
Campuran (Composite Volcano)
Dikenal
pula dengan nama gunung-api strato (stratovolcano), dibentuk oleh
kombinasi aliran lava dan material piroklastik pada letusan eksplosif.
Lapisan-lapisan lava yang bercampur dengan material piroklastik ini semakin
lama semakin memadat dan terakumulasi menjadi lapisan massa baru. Gunung-api
campuran umumnya berbentuk simetris dan mengerucut, dengan sisinya yang jauh
lebih tinggi dan lebih curam dibanding gunung-api perisai.
Contoh gunung-api campuran ini adalah Gunung Fuji di Jepang, dan Gunung Etna di Sisilia.
Contoh gunung-api campuran ini adalah Gunung Fuji di Jepang, dan Gunung Etna di Sisilia.
Kaldera (Caldera)
Kaldera
adalah suatu kawasan berbentuk bulat atau oval yang membentang rendah di tanah.
Kawasan ini terbentuk pada saat tanah amblas akibat adanya letusan yang
eksplosif. Letusan yang eksplosif dapat meledakkan bagian atas gunung, atau
memuntahkan magma yang ada di dalam perut gunung. Kedua aksi ini sama-sama
dapat menyebabkan gunung-api amblas. Diameter kaldera dapat berukuran lebih
besar dari diameter gunung-api perisai.
Letusan Gunung Berapi
(Volcanic Eruptions)
Letusan
gunung berapi merupakan suatu pemandangan yang spektakuler. Pancaran lahar
panas yang menyala-nyala memperlihatkan kepada kita betapa dahsyatnya kekuatan
yang tersimpan dalam perut bumi kita ini.
Dalam
beberapa letusan, gumpalan awan besar naik ke atas gunung, dan sungai lava
mengalir pada sisi-sisi gunung tersebut. Dalam letusan yang lain, abu merah
panas dan bara api menyembur keluar dari puncak gunung, dan bongkahan batu-batu
panas besar terlempar tinggi ke udara. Sebagian kecil letusan memiliki kekuatan
yang sangat besar, begitu besar sehingga dapat memecah-belah gunung.
Letusan
gunung berapi kadang juga terjadi di pulau-pulau vulkanik. Pulau vulkanik
sebenarnya merupakan bagian puncak dari gunung berapi yang terletak di dasar
samudra. Gunung berapi ini terbentuk dari proses letusan yang terjadi secara
berulang-ulang.
Letusan
lain dapat terjadi di sepanjang celah sempit di dasar samudra. Pada letusan
semacam ini, lava mengalir dari celah tersebut, dan membentuk dasar samudra.
Penyebab
Meletusnya Gunung Berapi
Gunung
berapi terbentuk dari magma, yaitu batuan cair yang terdalam di dalam bumi.
Magma terbentuk akibat panasnya suhu di dalam interior bumi. Pada kedalaman
tertentu, suhu panas ini sangat tinggi sehingga mampu melelehkan batu-batuan di
dalam bumi. Saat batuan ini meleleh, dihasilkanlah gas yang kemudian bercampur
dengan magma. Sebagian besar magma terbentuk pada kedalaman 60 hingga 160 km di
bawah permukaan bumi. Sebagian lainnya terbentuk pada kedalaman 24 hingga 48
km.
Magma
yang mengandung gas, sedikit demi sedikit naik ke permukaan karena massanya
yang lebih ringan dibanding batu-batuan padat di sekelilingnya. Saat magma
naik, magma tersebut melelehkan batu-batuan di dekatnya sehingga terbentuklah
kabin yang besar pada kedalaman sekitar 3 km dari permukaan. Kabin magma (magma
chamber) inilah yang merupakan gudang (reservoir) darimana letusan
material-material vulkanik berasal.
Magma
yang mengandung gas dalam kabin magma berada dalam kondisi di bawah tekanan
batu-batuan berat yang mengelilinginya. Tekanan ini menyebabkan magma meletus
atau melelehkan conduit (saluran) pada bagian batuan yang rapuh atau retak.
Magma bergerak keluar melalui saluran ini menuju ke permukaan. Saat magma
mendekati permukaan, kandungan gas di dalamnya terlepas. Gas dan magma ini
bersama-sama meledak dan membentuk lubang yang disebut lubang utama (central
vent). Sebagian besar magma dan material vulkanik lainnya kemudian
menyembur keluar melalui lubang ini. Setelah semburan berhenti, kawah (crater)
yang menyerupai mangkuk biasanya terbentuk pada bagian puncak gunung berapi.
Sementara lubang utama terdapat di dasar kawah tersebut.
Setelah gunung berapi terbentuk, tidak semua magma
yang muncul pada letusan berikutnya naik sampai ke permukaan melalui lubang
utama. Saat magma naik, sebagian mungkin terpecah melalui retakan dinding atau
bercabang melalui saluran yang lebih kecil. Magma yang melalui saluran ini
mungkin akan keluar melalui lubang lain yang terbentuk pada sisi gunung, atau
mungkin juga tetap berada di bawah permukaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar