Letusan Plinial
Merupakan jenis
letusan dahsyat yang mengakibatkan kerusakan parah terhadap wilayah di
sekitarnya. Letusan ini pulalah yang telah mengubur kota Pompeii dan Herculaneam.
Magma pada letusan Plinial sangat kental dan memiliki kandungan gas yang sangat
tinggi. Material piroklastik yang dihasilkan dalam letusan ini dapat terlempar
sampai setinggi 48 km di udara, dengan kecepatan ratusan kilometer per detik.
Letusan Plinial dapat
berlangsung selama beberapa jam, atau bahkan beberapa hari, dan mengeluarkan
asap tebal yang membubung tinggi di udara. Material vulkanik yang terkandung
dalam asap ini berjatuhan di wilayah-wilayah sekitar gunung tersebut. Kadang
bukan hanya di satu sisi, tergantung dari arah angin yang menerbangkannya.
Tambahan lagi, letusan Plinian dapat mengeluarkan aliran lava yang bergerak
sangat cepat dan memusnahkan apa pun yang dilaluinya.
Letusan Hawaiian
Secara umum, letusan
jenis ini tidak terlalu eksplosif juga tidak terlalu merusak. Letusan ini tidak
memancarkan terlalu banyak material piroklastik ke udara, melainkan lebih
banyak mengeluarkan lava yang tidak terlalu kental dengan kandungan gas rendah.
Lava mengalir dengan bermacam cara, namun yang paling menarik adalah air mancur
api, yang sesuai namanya memang merupakan air mancur lava berwarna oranye
terang yang memancar setinggi ratusan meter ke udara, kadang hanya terjadi
sesaat, kadang juga bisa beberapa jam. Cara lainnya yang juga sering dijumpai
adalah lava mengalir secara teratur dari satu lubang, yang akhirnya membentuk
danau atau kolam lava pada kawah atau cekungan lainnya.
Lava yang mengalir
dan memancar dari air mancur api dapat merusak tanaman dan pepohonan di
sekitarnya, namun gerakannya cukup lamban sehingga memungkinkan penduduk
sekitar untuk mengungsi dan menyelamatkan diri. Letusan ini dinamakan Letusan
Hawaii karena jenis letusan ini memang umum dijumpai pada pegunungan berapi di
Kepulauan Hawaii.
Letusan Strombolian
Jenis letusan ini cukup
menarik perhatian meskipun tidak terlalu berbahaya. Letusan ini mengeluarkan
sejumlah kecil lava yang menjulang setinggi 15 hingga 90 meter ke udara, dengan
letupan-letupan pendek. Lava cukup kental, sehingga tekanan gas harus terlebih
dulu meningkat sebelum mampu mendesak material-material terbang ke udara.
Ledakan-ledakan yang teratur pada letusan ini dapat menimbulkan bunyi dentuman
seperti suara bom, namun letusannya relatif kecil.
Letusan Strombolian,
secara umum tidak menghasilkan aliran lava, namun sebagian lava mungkin akan
menyertai proses letusan. Letusan ini juga mengeluarkan sejumlah kecil abu
tepra.
Letusan Vulkanian
Seperti halnya
letusan Strombolian, letusan Vulkanian juga disertai dengan ledakan-ledakan
pendek. Namun diameter asap yang membubung ke udara pada letusan ini biasanya
lebih besar dibanding pada letusan Strombolian, dan asap ini sebagian besar
tersusun oleh material piroklastik. Ledakan diawali dengan keluarnya magma
kental dengan kandungan gas yang tinggi, dimana sebagian kecil tekanan gas
mendorong magma terlempar ke udara.
Selain abu tepra,
letusan Vulkanian juga meluncurkan gumpalan-gumpalan piroklastik seukuran bola
sepak ke udara. Umumnya, letusan Vulkanian ini tidak disertai dengan aliran
lava.
Letusan Hidrovulkanik
Bila letusan gunung
berapi terjadi di dekat samudra, awan mendung, atau wilayah lembab lainnya,
interaksi antara magma dan air dapat menciptakan gumpalan asap yang unik.
Sebenarnya dalam proses ini magma yang panas memanaskan air sehingga menjadi
uap. Perubahan bentuk yang cepat dari air ke uap dapat menyebabkan ledakan
dalam partikel-partikel air, yang dapat memecahkan material piroklastik, dan
kemudian menciptakan debu api.
Letusan hidrovulkanik
sangat bervariasi. Sebagian lebih banyak diwarnai oleh letupan-letupan pendek,
sebagian lainnya ditandai dengan munculnya bubungan asap yang bertahan selama
beberapa saat. Letusan ini juga dapat melelehkan salju dalam skala besar, yang
mengakibatkan terjadinya tanah longsor dan banjir bandang.
Letusan Rekahan (Fissure
Eruptions)
Tidak semua letusan
gunung berapi dimulai dengan ledakan yang disebabkan oleh tekanan gas. Letusan
rekahan terjadi apabila magma mengalir ke atas melalui celah-celah di tanah dan
bocor keluar ke permukaan. Ini seringkali terjadi pada lokasi dimana pergeseran
lempeng menimbulkan retakan besar di penampang bumi, dan mungkin juga
menciptakan landasan gunung berapi dengan sebuah lubang di bagian tengahnya.
Letusan rekahan
ditandai dengan adanya tirai api, sebuah tirai yang memuntahkan lava ke atas
permukaan tanah. Letusan rekahan dapat mengeluarkan aliran lava yang sangat
berat, meskipun lavanya sendiri umumnya bergerak dengan sangat lamban.
Lingkaran Api (Ring
of Fire)
Lingkaran Api
merupakan sebuah zona di sepanjang tepian Samudra Pasifik dimana pada zona
tersebut banyak terdapat gunung berapi dan sering terjadi gempa bumi. Sabuk
yang bentuknya menyerupai tapal kuda ini membentang sepanjang 40.000 kilometer,
dari Selandia Baru di selatan, ke Philipina, Jepang, kemudian mengarah ke timur
menuju Alaska, dan kembali ke selatan melalui Oregon, California, Meksiko, dan
berakhir di Pegunungan Andes di Amerika Selatan.
Terlihat
dalam gambar, bahwa negeri kita juga termasuk yang dilalui Lingkaran Api ini,
tepatnya di bagian utara Pulau Irian dan Maluku. Tak heran kalau di wilayah ini
pun sering terjadi gempa, meskipun secara geografis tidak berada di wilayah
pengaruh lempeng Indo-Australia dan Eurasia seperti halnya Pulau Jawa dan
Sumatera.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar