Gumuk Pasir atau Sand Dune merupakan sebuah bentukan
alam karena proses angin disebut sebagai bentang alam eolean (eolean
morphology). Angin yang membawa pasir akan membentuk bermacam-macam bentuk
dan tipe gumuk pasir.
Bentang alam (morphology) ini sering dijumpai di
daerah gurun. Namun menariknya walaupun Indonesia ini beriklim tropis
yang banyak hujan ternayat ada juga daerah di Indonesia yang memiliki bentang
alam yang unik ini.
Pantai Selatan Jawa.
Pantai berpasir di sebelah selatan Jogjakarta hingga sebelah
Selatan Kebumen satu-satunya tempat di Indonesia yang memiliki bentang alam
atau memiliki topografi eolean ini.
Yang sering menjadi pertanyaan adalah, “mengapa ada pasir
sebanyak itu, padahal kebanyakan daerah di Indonesia ini dipenuhi dengan hutan
dan pepohonan ?”
Jawabannya ternyata juga unik. Dari segi geologi tentunya
sulit mendapatkan daerah yang suangat kering di Indonesia ini. Lah wong
daerahnya selalu terkena hujan. Walaupun banyak penggundulan hutan tetapi toh
itu bukan penyebab terbentuknya daerah gurun looh. Penggundulan hutan
menyebabkan longsoran dan juga banjir saja.
Bongkahan-bongkahan serta pasir -pasir itu dibawa oleh
sungai-sungai ini dari ujung puncak gunung ,,,, nggelundung sebagai
bongkah-bongkah … kemudian terbawa menjadi pecah sebagai kerikil … terus
ngglundung lagi dan pecah menjadi butiran-butiran pasir-pasir. Sebagian masih
ada yang terendapkan namun tentusaja ada yang jauuh yang terbawa arus sungai.
Kenapa tidak terbentuk delta di selatan Jawa ini ?
Disinilah uniknya laut selatan. Kalau di Balikpapan dimana
lautnya berhadapan dengan Selat Makassar yang alun ombaknya tenang, maka disana
terbentuk delta yang disebut dengan Delta Mahakam. Sedangkan di selatan Pulau
Jawa ini alun atau ombaknya sangat kuat sehingga batuan atau sedimen pasir yang
barusaja diendapkan akan terkena ombak. Oleh sebab itu karena ombaknya sangat
besar, maka diselatan disekitar muara Sungai Progo tidak ada delta yang
terbentuk hal ini disebabkan semua sedimennya di acak-acak lagi oleh gempuran
laut selatan.
Jadi pasir yang sudah sampai di pinggir laut tadi tidak
tertumpuk di mulut sungai tetapi disebarkan ke kiri kanan selebar hingga 50-60
Km. Mulai dari Pantai Parang Tritis di selatan Jogja, Pantai Samas, hingga
pantai Congot di sebelah baratnya.
Gunung Merapi yang selalu mengeluarkan material
berupa batu, kerikil dan pasir. Material-material pasir inilah yang menjadikan
pantai selatan ini Jogja sangat kaya dengan pasir.
Setelah disendapkan di pinggir pantai, tentusaja air lau
hanya menahannya dengan ombaknya yang sangat kuat. Namun juga angin dari
Samodera Hindia juga sangat kuat. Angin inilah yang akhirnya mendistribusikan
kembali ke utara. Angin dari laut selatan ini yang menatah dan mengukir
akhirnya menjadi arsitektur-arsitektur alam di Pantai Selatan Jogja.
Terbentuknya bukit pasir
Kalau gunung-gunung itu terbentuk akibat muntahan lahar dan
lava. Sedangkan bukit-bukit gamping itu akibat terangkatnya batuan-batuan ini
oleh gaya tektonik, gumuk-gumuk pasir ini sedikit demi sedikit dikumpulkan dan
dibangun oleh angin. Ya oleh angin !
Angin yang berhembus cukup kuat ini akhirnya mengumpulkan
pasir-pasir ini membentuk dune (gumuk pasir) seperti disebelah ini.
Keindahan bukit ini tidak hanya bentuknya tetapi
juga tekstur-tekstur permukaan yang unik akibat hembusan angin. Banyak ragam
bentukan indah ini bisa dinimati di Pantai Selatan Jogja hingga pantai selatan
Kebumen sepanjang 50-60 Km !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar